Cari kisah - kisah lainnya :

27.11.08

Hati Seorang Ayah

Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada
Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap
wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-
bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya
pada ayahnya: Ayah , mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan
badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya,
ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban
Ayahnya. Anak wanita itu berguman : " Aku tidak mengerti."

Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa
penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak
wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya
mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki."
Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri
Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut
dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi
demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar
benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian."
Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi
dia tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi
itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas
sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu
rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.


"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin
keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia
senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa
aman teduh dan terlindungi. "

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting
tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup
kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. "

"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari
sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal
dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali
dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. "

"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat
dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya
tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya
basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia
relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu
dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan
mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan
membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya
tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya
keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. "

"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang
demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi
apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai
perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah
memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya
tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan
kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar
selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk
memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan &
menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap
Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. &
bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka,
walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap
kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan,
sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-
laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari &
menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia
& BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai
laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya,
senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap
perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup
keluarganya. "

"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai
Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh
laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di
Dunia & Akhirat."

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut
& berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik
Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu
merengkuh dan mencium telapak tangan Ayanya.
" AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH."

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang
begitu agung,
tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah...
With Love to All Father

". Note: Berbahagialah yang masih memiliki Ayah. Dan lakukanlah yang
terbaik untuknya.... ......... ......... ......... .....

Berbahagialah yang merasa sebagai ayah. Dan lakukanlah
yang terbaik buat keluarga kita........ ......... .........

[+/-] Selengkapnya...

Hati yang sempurna

Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikitpun di hati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah.

Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata, "Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku?"

Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat kepada hati pak tua itu. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan hati lain yang ditempatkan di situ; namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata. Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah?

Pemuda itu melihat kepada pak tua itu,memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa. "Anda pasti bercanda pak tua," katanya. "Bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan."

"Ya," kata pak tua itu. "Hatimu kelihatan sangat sempurna, meski demikian aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku. Aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan.

Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan. Adakalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan.Memberikan cinta kasih adalah suatu kesempatan

Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu?"

Pemuda itu berdiri membisu dan air mata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, lalu merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tetapi tidak sempurna karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata.

Pemuda itu melihat ke dalam hatinya, yang tidak lagi sempurna tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir ke dalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.

[+/-] Selengkapnya...

SEGELAS SUSU YANG MENGHARUKAN

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari
pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar.

Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya.
Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda
membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani
meminta segelas air.

Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut
pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak
lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, "berapa saya
harus membayar untuk segelas besar susu ini ?" Wanita itu menjawab: "Kamu
tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima
bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu
kemudian menghabiskan susunya dan berkata :" Dari dalam hatiku aku
berterima kasih pada anda."

Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat
kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menanganinya.

Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter
spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut. Dr. Howard
Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar
nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada
mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah
sakit, menuju kamar si wanita tersebut.

Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung
mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang
konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk
menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan
perhatian khusus pada kasus wanita itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh
kemenangan.. . Wanita itu sembuh !!.Dr. Kelly meminta bagian keuangan
rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya
untuk persetujuan.

Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar
tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Wanita itu takut
untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu
membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya.

Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada
sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia
membaca tulisan yang berbunyi.. "Telah dibayar lunas dengan segelas
besar susu.." tertanda, DR Howard Kelly. Air mata kebahagiaan membanjiri
matanya. Ia berdoa: "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi
seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia."

[+/-] Selengkapnya...

22.11.08

I Hate Sunday .. !!!

Di hari minggu kerja ? blha siapa yang mau ... tapi kalo ga kerja saiya ga makan donk
Masih ngantuk banget , padahal dah jam 1 nee tetap aja rasa kantuknya ga ilang - ilang, perlu minum kopi sampe berapa gelas ya
Tadi malem nonton midnight, james bond 007 yang kata Arik harus nonton . Trus pulangnya jam 1 dini hari sampe rumah dah jam 1 lewat 15 menit blom ngobrol - ngobrol dengan Kak Iroel baru tidur jam 2an. Dan tadi pagi kerja jam 7

Arrrggggghhhhhhhhhh

[+/-] Selengkapnya...

21.11.08

Makna Pekerjaan Anda....

Beberapa waktu yang lalu saya memberikan pelatihan mengenai sikap kerja disebuah hotel berbintang lima di Singapura. Salah satu peserta pelatihan adalah Pak Lim, seorang pria berusia 60 tahunan yang bekerja di hotel tersebut. Bagi saya pekerjaan sehari-hari Pak Lim sangatlah
monoton dan membosankan. Setiap hari, dengan membawa sebuah daftar, dia mengecek engsel pintu setiap kamar hotel.

Saya akan menceritakan sedikit bagaimana tugas Pak Lim sebenarnya. Pak Lim memulai rangkaian tugasnya dengan mengecek engsel pintu pintu kamar 1001 dan memastikan bahwa engsel dan fungsi kunci pintu berfungsi dengan baik. Pengecekan yang dilakukannya bukanlah pengecekan “seadanya”, namun pengecekan yang saksama di setiap engsel dan memastikan bahwa setiap pintu bisa dibuka-tutup tanpa masalah.

Untuk mengecek satu pintu saja, Pak Lim berulang kali membukan dan menutup pintu tersebut hanya untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Barulah setelah puas, dia memberi paraf pada daftar yang dibawanya dan mengecek pintu kamar berikutnya, kamar 1002, dia melakukan hal yang sama, begitu seterusnya. Dalam sehari, Pak Lim bisa mengecek pintu 30 kamar.

Anda tentu bertanya, berapa hari waktu yang dibutuhkan Pak Lim untuk mengecek pintu semua kamar di hotel itu. kurang lebih sebulan! Tidak
mengejutkan sebenarnya karena hotel berbintang lima ini memiliki sekitar 600 kamar.

Tugas pengecekan Pak Lim dapat diibaratkan sebagai lingkaran. Setelah pintu kamar terakhir selesai dicek, Pak Lim akan kembali lagi ke kamar pertama, kamar 1001. Rangkaian tugas ini terus berjalan seperti itu, dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun demi tahun. Pekerjaan semaca ini jelas merupakan pekerjaan monoton, tanpa variasi dan membosankan! saya sendiri tidak habis pikir, bagaimana mungkin Pak Lim masih bisa cermat dan teliti mengecek setiap engsel pintu dalam menjalani tugas yang membosankan ini. saya membayangkan, seandainya saya sendiri yang diminta melakukan hal semacam ini, mungkin saya akan memeriksa setiap engsel sekedarnya saja

Karena sangat penasaran, suatu hari saya bertanya kepada Pak Lim apa yang sebenarnya membuatnya begitu tekun menjalani pekerjaan rutin itu. Jawabannya sungguh diluar dugaan saya. Dia mengatakan,” James, dari pertanyaan Anda, saya bisa menyimpulkan bahwa Anda tidak mengerti pekerjaan saya. Pekerjaan saya bukan sekedar memeriksa engsel, tetapi
lebih dari itu. Begini. Tamu-tamu kami di hotel berbintang lima ini jelas bukan orang sembarangan. mereka biasanya adalah Kepala Keluarga, CEO sebuah perusahaan, Direktur atau Manajer Senior. Dan saya tahu mereka semua jelas bertanggung jawab atas kehidupan keluarga mereka, dan juga banyak karyawan dibawahnya yang jumlahnya mungkin 20 orang, 100 atau bahkan ribuan orang.

“Nah, kalau sesuatu yang buruk terjadi di hotel ini, misalnya saja kebakaran dan pintu tidak bisa dibuka karena engselnya rusak, mereka bisa meninggal didalam kamar. akibatnya bisa Anda bayangkan, pasti sangat mengerikan, bukan hanya untuk reputasi hotel ini, tetapi juga bagi keluarga mereka, karyawan yang berada dibawah tanggungan mereka. Keluarga mereka akan kehilangan sosok Kepala Keluarga yang menafkahi
mereka dan karyawan mereka akan kehilangan sorang impinan senior yang bisa jadi mengganggu kelancaran perusahaan. Sekarang Anda mungkin dapat mengerti bahwa tugas saya bukan sekedar memeriksa engsel, tapi menyelamatkan Kepala Keluarga dan Pimpinan unit bisnis sebuah perusahaan. Jadi, jangan meremehkan tugas saya.”

Saya benar-benar terperangah mendengar penjelasan panjang lebar Pak Lim. Dari situlah saya mengerti bahwa jika seseorang tahu benar makna dibalik pekerjaannya, dia akan melakukan pekerjaannya dengan bangga, dengan senang hati, dengan penuh tanggung jawab. Sebaliknya, seandainya saja Pak Lim tidak mengerti makna pekerjaannya, dia akan mengatakan bahwa tugasnya hanya sebagai tukang periksa engsel.

Sekarang, coba tanyakan pada diri sendiri. Apakah anda tahu benar makna dibalik pekerjaan Anda? Katakanlah Anda adalah seorang Staff, Kepala Bagian, Manajer unit bisnis, Kadiv, apakah Anda tahu makna dibalik pekerjaan anda sebagai seorang Staff, Kepala Bagian , Manajer atau Kadiv ?

Ingatlah bahwa jika seorang tahu makna pekerjaannya, dia pasti akan melakukan pekerjaan dengan rasa bangga, dan yang terpenting, dia akan membuat pekerjaannya penuh arti, bagi dirinya, bagi keluarganya dan bagi perusahaannya.

[+/-] Selengkapnya...

Dua orang yang baik, tapi, mengapa perkawinan tidak berakhir bahagia

Ibu saya adalah seorang yang sangat baik, sejak kecil, saya melihatnya dengan begitu gigih menjaga keutuhan keluarga. Ia selalu bangun dini hari, memasak bubur yang panas untuk ayah, karena lambung ayah tidak baik, pagi hari hanya bisa makan bubur.

Setelah itu, masih harus memasak sepanci nasi untuk anak-anak, karena anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, perlu makan nasi, dengan begitu
baru tidak akan lapar seharian di sekolah.

Setiap sore, ibu selalu membungkukkan nbadan menyikat panci, setiap panci di rumah kami bisa dijadikan cermin, tidak ada noda sedikikt pun.

Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan lantai, mengepel seinci demi seinci, lantai di rumah tampak lebih bersih dibanding sisi tempat tidur orang lain, tiada debu sedikit pun meski berjalan dengan kaki telanjang.

Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat rajin.
Namun, di mata ayahku, ia (ibu) bukan pasangan yang baik.
Dalam proses pertumbuhan saya, tidak hanya sekali saja ayah selalu menyatakan kesepiannya dalam perkawinan, tidak memahaminya.

Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab.
Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu, bahkan saat libur juga masih mengatur jadwal sekolah anak-anak, mengatur waktu istrirahat anak-anak, ia adalah seorang ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong anak-anak
untuk berpretasi dalam pelajaran.

Ia suka main catur, suka larut dalam dunia buku-buku kuno.
Ayah saya adalah seoang laki-laki yang baik, di mata anak-anak, ia maha besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami.

Hanya saja, di mata ibuku, ia juga bukan seorang pasangan yang baik, dalam proses pertumbuhan saya, kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam diam di sudut halaman.

Ayah menyatakannya dengan kata-kata, sedang ibu dengan aksi, menyatakan kepedihan yang dijalani dalam perkawinan.
Dalam proses pertumbuhan, aku melihat juga mendengar ketidakberdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka, dan mereka layak mendapatkan sebuah perkawinan yang baik.

Sayangnya, dalam masa-masa keberadaan ayah di dunia, kehidupan perkawinan mereka lalui dalam kegagalan, sedangkan aku, juga tumbuh dalam kebingungan, dan aku bertanya pada diriku sendiri : Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?

Pengorbanan yang dianggap benar.

Setelah dewasa, saya akhirnya memasuki usia perkawinan, dan secara perlahan -lahan saya pun mengetahui akan jawaban ini.
Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu, berusaha menjaga keutuhan keluarga, menyikat panci dan membersihkan lantai, dengan sungguh-sungguh berusaha memelihara perkawinan sendiri.
Anehnya, saya tidak merasa bahagia ; dan suamiku sendiri, sepertinya juga tidak bahagia. Saya merenung, mungkin lantai kurang bersih, masakan tidak enak, lalu, dengan giat saya membersihkan lantai lagi, dan memasak dengan sepenuh hati.

Namun, rasanya, kami berdua tetap saja tidak bahagia. .
Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk membersihkan lantai, suami saya berkata : istriku, temani aku sejenak mendengar alunan musik! Dengan mimik tidak senang saya berkata : apa tidak melihat masih ada separoh lantai lagi yang belum di pel ? Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung, kata-kata yang sangat tidak asing di telinga, dalam perkawinan ayah dan ibu saya, ibu juga kerap berkata begitu sama ayah.

Saya sedang mempertunjukkan kembali perkawinan ayah dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidakbahagiaan dalam perkawinan mereka. Ada beberapa kesadaran muncul dalam hati saya.

Yang kamu inginkan ?
Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suamiku, dan teringat akan ayah saya... Ia selalu tidak mendapatkan pasangan yang dia inginkan dalam
perkawinannya,Waktu ibu menyikat panci lebih lama daripada menemaninya.Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga, adalah cara ibu dalam mempertahankan perkawinan, ia memberi ayah sebuah rumah yang bersih,
namun, jarang menemaninya, sibuk mengurus rumah, ia berusaha mencintai ayah dengan caranya, dan cara ini adalah mengerjakan urusan rumah tangga.

Dan aku, aku juga menggunakan caraku berusaha mencintai suamiku. cara saya juga sama seperti ibu, perkawinan saya sepertinya tengah melangkah ke dalam sebuah cerita, dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia.

Kesadaran saya membuat saya membuat keputusan (pilihan) yang sama. Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengar musik, dan dari kejauhan, saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu.

Saya bertanya pada suamiku : apa yang kau butuhkan ?
Aku membutuhkanmu untuk menemaniku mendengar musik, rumah kotor sedikit tidak apa-apa-lah, nanti saya carikan pembantu untukmu, dengan begitu kau bisa menemaniku! ujar suamiku.

Saya kira kamu perlu rumah yang bersih, ada yang memasak untukmu, ada yang mencuci pakianmu.... dan saya mengatakan sekaligus serentetan hal-hal yang dibutuhkannya.Semua itu tidak penting-lah! ujar suamiku. Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku.

Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar-benar membuat saya terkejut.Kami meneruskan menikamti kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia-sia, kami memiliki cara masing-masing bagaimana mencintai, namun, bukannya cara pihak kedua.

Jalan kebahagiaan
Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan suami, dan meletakkanya di atas meja buku, Begitu juga dengan suamiku, dia juga menderetkan sebuah daftar
kebutuhanku. Puluhan kebutuhan yang panjang lebar dan jelas, seperti misalnya, waktu senggang menemani pihak kedua mendengar musik, saling memeluk kalausempat, setiap pagi memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat.

Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga yang cukup sulit, misalnya dengarkan aku, jangan memberi komentar.Ini adalah kebutuhan suami. Kalau saya memberinya usul, dia bilang akan merasa dirinya akan tampak seperti orang bodoh.Menurutku, ini benar-benar masalah gengsi laki-laki. Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya pada
saya, kalau tidak saya hanya boleh mendengar dengan serius, menurut sampai tuntas, demikian juga ketika salah jalan.

Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari, namun, jauh lebih santai daripada mengepel, dan dalam kepuasan kebutuhan kami ini, perkawinan yang kami jalani juga kian hari semakin penuh daya hidup.

Saat saya lelah, saya memilih beberapa hal yang gampang dikerjakan, misalnya menyetel musik ringan, dan kalau lagi segar bugar merancang perjalanan keluar kota .

Menariknya, pergi ke taman flora adalah hal bersama dan kebutuhan kami, setiap ada pertikaian, selalu pergi ke taman flora, dan selalu bisa menghibur gejolak hati masing-masing.

Sebenarnya, kami saling mengenal dan mencintai juga dikarenakan kesukaan kami pada taman flora, lalu bersama kita menapak ke tirai merah perkawinan, kembali ke taman bisa kembali ke dalam suasana hati yang saling mencintai bertahun-tahun silam.

Bertanya pada pihak kedua : apa yang kau inginkan, kata-kata ini telah menghidupkan sebuah jalan kebahagiaan lain dalam perkawinan. Keduanya akhirnya melangkah ke jalan bahagia.

Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah ibu tidak bisa bahagia, mereka terlalu bersikeras menggunakan cara sendiri dalam mencintai pihak kedua, bukan mencintai pasangannya dengan cara pihak kedua.

Diri sendiri lelahnya setengah mati, namun, pihak kedua tidak dapat merasakannya, akhirnya ketika menghadapi penantian perkawinan, hati ini juga sudah kecewa dan hancur.

Karena Tuhan telah menciptakan perkawinan, maka menurut saya, setiap orang pantas dan layak memiliki sebuah perkawinan yang bahagia, asalkan cara yang kita pakai itu tepat, menjadi orang yang dibutuhkan pihak kedua! Bukannya memberi atas keinginan kita sendiri, perkawinan yang baik, pasti dapat diharapkan.

[+/-] Selengkapnya...

20.11.08

Semangkuk bakmi panas

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.


Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku
telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan
kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.

[+/-] Selengkapnya...

19.11.08

Harga Diri Seorang Gelandangan

Seorang warga dari negara bagian Illinois , Amerika Serikat yang dikarenakan menganggur lalu jatuh miskin dan melarat. Ia hidupnya menggelandang.
Suatu hari, dengan tertatih-tatih masuk ke sebuah halaman rumah mewah. Dan bisa ditebak, itu adalah sebuah keluarga yang kaya raya. Tuan rumah sedang berbaring di sebuah kursi goyang berjemur matahari."Tuan, apakah ada pekerjaan yang dapat kukerjakan untuk Anda? Saya
sudah cukup lama tidak makan."
Si tuan rumah melirikkan mata dan menggeserkan tubuhnya. Dengan mimik dipenuhi rasa muak berkata, "Tidak ada, tidak ada!" Dan begitu berpaling, berteriak: "John, cepat bawa sisa nasi kemari, usir orang memuakkan ini!"

Sebelum tuan rumah selesai bicara, gelandangan itu segera berbalik arah, dan dengan langkah gontai meninggalkan halaman rumah itu. Namun, ia benar-benar sudah terlampau lelah.

Setelah berjalan cukup lama tanpa henti, mau tidak mau berhenti dan istirahat sejenak. Kota itu sudah hampir sampai, di tempat yang tidak jauh darinya adalah sebuah rumah terakhir. "Pergi, atau tidak?" Ia merasa ragu. Seporsi sisa nasi dingin ditukar dengan harga diri, lebih baik pergi saja, meskipun harus mati" beberapa saat kemudian, ia berdiri, lebih baik pergi lagi mengadu nasib, belum tentu manusia di dunia semuanya seperti itu.

Ia kembali ragu-ragu dan merasa bimbang, ah lebih baik memberanikan diri untuk terakhir kalinya, dan ia pun masuk. Tuan rumah kebetulan sedang memotong rumput di halaman, adalah seorang wanita. Ia tidak begitu berani untuk masuk dan dengan cermat menduga-duga si tuan rumah. "Maaf, numpang tanya, apakah ada pekerjaan yang bisa kukerjakan untuk Anda? Saya sudah lama tidak bekerja." Tuan rumah berpaling, dan menaksir-naksir gelandangan yang kelelahan di hadapannya. Ia memandangnya dengan sangat seksama. Ia mengangkat kepalanya, namun tidak berani langsung menghadapnya.

Satu menit, dua menit, tuan rumah tidak bicara. Dan ia menanti untuk ditolak, "Jika ia berteriak memanggil John, maka saya pikir, ya sudahlah, lebih baik sendiri pergi saja." "Oh, ada. Wah, di tempat saya ini banyak sekali kerjaan yang perlu kamu kerjakan," demikian ujar si empunya. Suaranya sangat ramah. Dan kepalanya yang diangkat menunduk dengan sendirinya.
Tetapi, tampaknya kamu sudah sangat lelah, istirahat dulu sejenak, dan setelah makan baru mulai bekerja."

Ia benar-benar sudah sangat lelah, lagi pula sangat lapar, dan benar- benar berharap bisa makan sekali dengan nikmat sepuasnya, kemudian tidur lelap sejenak. "Akan tetapi tidak, biarlah saya selesai kerja dulu," kemudian suaranya sangat keras, ia nyaris berteriak dengan sekuat tenaga. Si empunya wanita merasa ragu sejenak, namun akhirnya mengangguk-anggukkan kepalanya. Selanjutnya, dengan sesukanya, kemudian ia menunjuk. "Baiklah, tolong kamu bantu memindahkan kayu-kayu bakar ini ke sudut tembok barat sana , sebenarnya sejak tadi
saya ingin memindahkannya, tetapi terlalu berat, dan dengan adanya Anda sekarang, benar-benar lega rasanya. Saya pergi dulu menyiapkan beberapa makanan untuk Anda."

Ia langsung bekerja begitu disuruh, dan si gelandangan tiba-tiba merasa seluruh badannya dipenuhi dengan semangat kerja yang belum pernah ada sebelumnya, dan ia segera mulai bekerja memindahkan kayu-kayu bakar itu. Sebenarnya tumpukan kayu-kayu bakar itu tidak
banyak, dan sebatang kayu bakar terakhir juga telah dipindahkan ke sudut tembok itu, begitu rapi dan lega. Dan masakan tuan rumah juga
telah disiapkan, sesepoi-sepoi aroma harum yang menusuk hidung terbang keluar, dan memenuhi segenap halaman rumah.

Dan ini adalah makanan yang paling nikmat, pertama kali yang dimakan si gelandangan. Ia merasa, ketika dirinya sangat kaya juga belum pernah makan dengan senikmat ini. Si tuan rumah menemaninya makan bersama, makannya sangat sedikit, namun ekspresi keramahtamahan dan kasih sayang di segenap wajahnya bagaikan bunda suci. Akhirnya selesai makan. Ia lalu berhenti sebentar, menyapu sekali lagi tempat tumpukan kayu bakar tadi, dan bermain-main sejenak dengan bocah sang tuan rumah, kemudian ia memulai perjalanannya setelah mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah.

Setelah gelandangan pergi, tiba-tiba anak si tuan rumah mengemukakan sebuah pertanyaan, "Mama, kayu bakar itu dipindahkan dari timur ke barat, kemudian dari barat dipindahkan lagi ke timur, sudah beberapa
puluhan kali. Mengapa setiap kali orang yang meminta-minta datang kemari, mama selalu menyuruhnya memindahkan ke sana kemari? Beberapa hari yang lalu, bukankah baru saja ada orang memindahkan kayu bakar dari tembok barat dan memindahkannya kemari?"

"Mereka sendiri bukankah ingin bekerja? Mama sendiri juga tidak ada pekerjaan lain yang dapat mereka kerjakan," demikian ujar mamanya malah balik bertanya."Akan tetapi, kan kayu-kayu bakar itu sama sekali tidak perlu dipindah. Jika tidak ada pekerjaan untuk mereka kerjakan, bukanka mama bisa langsung memberikan makanan untuk mereka?" si anak tetap saja tidak paham.

"Tidak nak, kamu sekarang masih belum paham, kamu tidak boleh menyuruh siapa pun juga menggunakan harga diri untuk menukarnya dengan sepiring nasi, biarkan mereka menukarnya dengan tenaganya
untuk bekerja, dan itu sudah cukup. Dan mulai sekarang kamu akan memahaminya." Si anak kelihatannya mengerti meskipun tidak paham mengangguk-anggukkan kepalanya.

[+/-] Selengkapnya...

Ternyata... Hidup Ini Sederhana...

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik .


Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb.

Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya.

Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.



Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik." Ibu menjawab: "Mengapa?"

Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. "

Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah .




Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur."

Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja .


Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?"

Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah."

Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam."

Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi." Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana ."

*Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.


Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."

Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."

Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.


Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira.

Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?"

Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.

* You are what you think about. Beware of your mind.

[+/-] Selengkapnya...

HIDUP bukanlah sebuah VCD PLAYER

Cerita ini adalah "kisah nyata" yang pernah terjadi di Amerika.
Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya,
kemudian ia meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain.
Anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira
melihat ada truk baru,ia memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut.
Akibatnya truk baru tersebut penyok dan catnya tergores.
Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan
memukulnya, memukul tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman. Setelah sang
ayah tenang kembali,dia segera membawa anaknya ke rumah sakit. Walaupun
dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari-jari anak yang
hancur tersebut,tetapi ia tetap gagal. Akhirnya dokter memutuskan
untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut.
Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi
dan jarinya telah tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata,
"Papa, aku minta maaf tentang trukmu." Kemudian, ia bertanya, "tetapi
kapan jari- jariku akan tumbuh kembali?"
Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri.

Renungkan cerita di atas! Berpikirlah dahulu sebelum
kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai. Truk
dapat diperbaiki.
Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak
dapat diperbaiki.
Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara
orang dan perbuatannya,
kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar
daripada membalas dendam.
Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang
kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya.
Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan.
Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan
lainnya.
Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan
ada waktu untuk mencintainya waktu tidak dapat kembali....
hidup bukanlah sebuah VCD PLAYER, yang dapat di backward dan Forward.....
....
HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja....
jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat membayangi kehidupan kita
kelak....... ..
yang menjadi sebuah inti hidup adalah "HATI"
hati yang dihiasi belas kasih dan cinta kasih.....
CINTA KASIH merupakan nafas kehidupan kita yang sesungguhnya. ........
Tersentuhkah hati anda?
klo YA, artinya anda masih mempunyai HATI

[+/-] Selengkapnya...

BERSYUKUR

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja,
cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih dan bersih dan teratur, suami serta anak2nya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu :
'Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan' Ibu itu
kemudian menutup matanya.

'Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak

ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?' Sambil

tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah

cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.


Virginia Satir melanjutkan; 'Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu.

Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria

mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi'.

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, nafasnya

mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas

membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.


'Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu meli hat jejak sepatu & kotoran

disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu

cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu'. Ibu itu

mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.


'Sekarang bukalah mata ibu' Ibu itu membuka matanya 'Bagaimana, apakah

karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?' Ibu itu tersenyum dan

menggelengkan kepalanya. 'Aku tahu maksud anda' ujar sang ibu, 'Jika kita

melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat

secara positif'.


Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor,

karena setiap meli hat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya

ada di rumah.


Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog

terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP

(Neurolinguistic Programming) . Teknik yang dipakainya di atas disebut

Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita

sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu

caranya dengan mengubah sudut pandangnya.


Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :


Saya BERSYUKUR :

1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain

2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.

3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan

4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi

5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman

6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan

7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras

8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat

9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup

10. Untuk setiap permasalahan hidup yang saya hadapi, karena itu artinya Tuhan sedang membentuk dan menempa saya untuk menjadi lebih baik lagi

[+/-] Selengkapnya...

17.11.08

Karena Wanita Begitu Berharga

Ketika TUHAN Menciptakan wanita , DIA lembur pada hari ke-6.

Malaikat datang dan bertanya " Mengapa Begitu lama TUHAN?

TUHAN menjawab "Sudahkah engkau liat semua detail yg AKU buat
untuk menciptakan mereka?"

2 tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dr plastik.Setidaknya terdiri dari
200 bagian, yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu
menjaga banyak anak saat bersamaan,punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan
keterpurukan. .dan semua dilakukannya dengan 2 tangan ini.

Malaikat itu Takjub.." Hanya dengan 2 tangan?...impossible !!

Oh...Tidak!! AKU akan menyelesaikan ciptaan hari ini,karena ini adalah ciptaan favoritKU .
"Oh ya...dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja selama 18 jam
sehari.

Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan TUHAN itu. "Tapi Engkau membuatnya begitu Lembut TUHAN?"

"Yah...Aku membuatnya begitu lembut, tapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan yang AKu berikan
agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa?"

"Dia bisa berpikir?" tanya malaikat

TUHAN menjawab: " Tak hanya berpikir,dia mampu bernegoisasi. "

Malaikat itu menyentuh dagunya... " TUHAN ENGKAU buat ciptaan ini kelihatnya lelah dan rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya."

" Itu bukan lelah atau rapuh....itu AIR MATA".

"Untuk apa?"tanya malaikat

Tuhan melanjukan : " AIR MATA adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, Cinta, kesepian, penderitaan dan kebahagian"

" ENGKAU memikirkan segala sesuatunya .Wanita ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan! "

YA Mesti. . . ! Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona bagi laki-laki.

Dia dapat mengatasi beban bahkan laki- laki. Dia Mampu menyimpan kebahagian dan
pendapatnya sendiri.

Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit. Mampu menyanyi saat menangis,
menangis saat terharu, terharu saat tertawa, bahkan tertawa saat ketakutan.

Dia berkorban demi orang yang dicintainya. Dia tidak menolak kalo melihat yang lebih
baik.Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya . Dia membawa temannya yang sakit untuk
berobat.

- CINTANYA TANPA SYARAT -


Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.. Dia girang dan bersorak saat melihat temannya tertawa.. Dia begitu bahagia mendengar kelahiran...
Hatinya begitu sedih saat mendengar berita sakit dan kematian,Tetapi dia selalu punya
kekuatan untuk mengatasi hidup, dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.

" Hanya 1 Kekurangan dari Wanita "

DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA

[+/-] Selengkapnya...

16.11.08

7 HAL YANG TIDAK DAPAT DIRUBAH MANUSIA

Dalam hidup ini ada 7 hal yang tidak bisa kita ubah, yaitu:

1. Jenis kelamin
Memang ada operasi untuk mengubah kelamin. Tapi tidak bisa mengubah roh (spirit) orang yang bersangkutan. Terimalah dirimu, apakah engkau wanita ataupun pria. Act like a woman/man!!

2. Orang tua.
Tidak ada yang bisa memilih dilahirkan oleh orang tua yang mana. So, you must respect your parents!! Apakah orang tuamu seorang pemabuk, penjudi, pelacur sekalipun, you must respect them!! Kalau tidak, itu akan terjadi dalam kehidupanmu nanti. Your kids won’t respect you, is it terrible?

3. Hari kelahiran.
Sudah ditetapkan oleh Tuhan, sebelum dunia dijadikan. Amazing ha? But it’s true. Jangan menyesali, mengapa engkau harus lahir ke dunia tapi disia-siakan oleh orang yang kau kasihi. Tuhan punya tujuan untukmu.

4. Bentuk Fisik
Kalau engkau keriting, yah keriting aja. Kalau hidungmu pesek, terima itu. Saya banyak melihat orang yang mengubah bentuk wajahnya, apakah itu memancungkan hidung, alis matanya dicukur habis, dll, jadi kelihatan aneh dan tidak natural.

5. Masa lalu.
Ini juga sudah ditetapkan oleh Tuhan. Jangan melihat ke belakang. karena itu hanya membuat engkau “frozen”
- can not do anything! Look at the future and see how good it is.

6. Kedudukan dalam Keluarga.
Apakah engkau anak bungsu, sulung, atau tengah, you can not change it. Nikmati sajalah.

7. Suku bangsa/ras.
Menyesal jadi orang Indonesia yang terus menerus dilanda kesulitan? Atau menyesal jadi orang Batak yang kalau menikah perlu upacara adat yang walahhhh mahal dan lama? Atau jadi orang Cina yang suka ditindas dan diintimidasi? hmmm…..

Nah, sekarang ubah cara berpikirmu. Tuhan sudah menetapkan engkau di bangsa ini untuk satu tujuan. So, do the best in your job, loyal, jangan korupsi, itu sudah menolong untuk memperbaiki bangsa kita ini.
Itulah 7 hal yang tidak bisa kita ubah. Kalaupun ada yang kita bisa ubah, misalnya: bentuk fisik, itu akan membawa kita ke dalam situasi yang tidak pernah puas. Selalu ingin ubah penampilan terus. Capek kan?
Terimalah dirimu apa adanya, seperti Tuhan menerimamu. Memang dunia melihat rupa, tapi Tuhan melihat hati. Apa yang kau lakukan setiap hari itu lebih penting dari penampilanmu. Bukan berarti kau bisa berpenampilan seenaknya, tidak!! Tapi engkau harus menerima apa yang sudah Tuhan berikan padamu. Kulitmu yang hitam (manis), hidungmu yang kurang mancung,
rambut yang lurus, kurang tinggi, dll, dsb deh.

[+/-] Selengkapnya...

13.11.08

Tidak Selalu Harus Berwujud "Bunga"

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di bahunya yang bidang. Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, harus saya akui, bahwa saya mulai merasa lelah. Alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?" tanya suami saya dengan terkejut.

"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan" jawab saya.

Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?

Dan akhirnya suami saya bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk mengubah pikiran kamu?"

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan mengubah pikiran saya. Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung. Kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."

Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan coret-coretan tangannya di bawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan...

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu 'teman baik kamu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu khawatir kamu akan menjadi 'aneh'. Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami."

"Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu."

"Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu."

"Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir menangisi kematian saya."

"Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih daripada saya mencintai kamu. Untuk itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.

"Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu."

"Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu. Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia."

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang segelas susu dan roti kesukaan saya.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih daripada dia mencintai saya.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu. Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".

[+/-] Selengkapnya...

Merawatmu di Usia Senja

Robertson McQuilkin mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai rektor
diUniversitas Internasional Columbia dengan alasan merawat istrinya Muriel
yang sakit alzheimer yaitu gangguan fungsi otak.Muriel sudah seperti
bayi,tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk makan,mandi dan buang airpun
ia harus dibantu.

Robertson memutuskan untuk merawat istrinya dgn tangannya sendiri,karena
Muriel adalah wanita yg sangat istimewa baginya.

Pernah suatu kali ketika Robertson membersihkan lantai bekas ompol Muriel
dan di luar kesadaran, Muriel malah menyerakkan air seninya sendiri,
sehingga Robertson kehilangan kendali emosinya. Ia menepis tangan Muriel
dan memukul betisnya, guna menghentikannya. Setelah itu Robertson menyesal
dan berkata dalam hatinya, "Apa gunanya saya memukulnya,walaupun tidak
keras, tetapi itu cukup mengejutkannya.

Selama 44 tahun kami menikah,saya belum pernah menyentuhnya karena marah,
namun kini di saat ia sangat membutuhkan saya,saya memperlakukannya
demikian. Ampuni saya, ya Tuhan." Tanpa peduli apakah Muriel mengerti atau
tidak, Robertson meminta maaf atas hal yang telah dilakukannya.

Pada tanggal 14 Februari 1995, hari itu adalah hari istimewa untuk
Robertson dan Muriel, karena pada tanggal itu di tahun 1948, Robertson
melamar Muriel. Pada hari istimewa itu Robertson memandikan Muriel, lalu
menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan Muriel.Menjelang tidur ia
mencium dan menggenggam tangan Muriel lalu berdoa, "Tuhan yang baik, Engkau
mengasihi Muriel lebih dari aku mengasihinya, karena itu jagalah kekasih
hatiku ini sepanjang malam dan biarlah ia mendengar nyanyian malaikatMu.
Amin."

Pagi harinya, ketika Robertson berolahraga dengan menggunakan
sepeda statisnya,Muriel terbangun dari tidurnya. Ia berusaha untuk
mengambil posisi yang nyaman, kemudian melempar senyum manis kepada
Robertson. Untuk pertama kalinya setelah selama berbulan-bulan Muriel tidak
pernah berbicara, memanggil Robertson dengan suara yang lembut dan bening,
"Sayangku ... sayangku ..." Robertson melompat dari sepedanya dan segera
memeluk wanita yang sangat dikasihinya itu. "Sayangku, kau benar2
mencintaiku bukan ?" tanya Muriel. Setelah melihat anggukan dan senyum
diwajah Robertson, Muriel berbisik, "Aku bahagia !" Itulah kata-kata
terakhir yang diucapkan Muriel kepada Robertson.

Memelihara dan membahagiakan orang-orang yang berarti dalam hidup kita
adalah suatu ibadah di hadapan Tuhan. Mengurus suami atau isteri yang sudah
tidak berdaya adalah suatu perbuatan yang mulia. Mengurus ayah/ibu atau
mertua adalah tugas anak ataupun menantu. Mengurus kakek atau nenek yang
sudah renta dan pikun juga adalah tanggung jawab para cucu. Jangan abaikan
mereka yang telah renta, apalagi ketika mereka sudah tidak bisa berbuat
apa2 lagi. Peliharalah mereka dengan kesabaran dan penuh kasih

[+/-] Selengkapnya...

11.11.08

ROSE : Impian Seorang Mahasiswi

Dari Milis Teman ...

TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK BELAJAR

Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri dan menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal. Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut menyentuh bahu saya.

Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua, kecil, dan berkeriput, memandang dengan wajah yang berseri-seri dengan senyum yang cerah. Ia menyapa, "Halo anak cakep. Namaku Rose. Aku berusia delapan puluh tujuh.

Maukah kamu memelukku? "Saya tertawa dan dengan antusias menyambutnya, "Tentu saja boleh!". Dia pun memberi saya pelukan yang sangat erat.

"Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang masih begitu muda dan tak berdosa seperti ini?" tanya saya berolok-olok.

Dengan bercanda dia menjawab, "Saya di sini untuk menemukan suami yang kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun dan bepergian."

"Ah yang serius?" pinta saya. Saya sangat ingin tahu apa yang telah memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di usianya.

"Saya selalu bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya sedang mengambilnya! " katanya. Setelah jam kuliah usai, kami berjalan menuju kantor senat mahasiswa dan berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera akrab.


Dalam tiga bulan kemudian, setiap hari kami pulang bersama-sama dan bercakap-cakap tiada henti. Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagi pengalaman dan kebijaksanaannya. Setelah setahun berlalu, Rose menjadi bintang kampus dan dengan mudah dia berkawan dengan siapapun. Dia suka berdandan dan segera mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain. Dia pandai sekali menghidupkannya suasana.

Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk berbicara di acara makan malam klub sepak bola kami. Saya tidak akan pernah lupa apa yang diajarkannya pada kami. Dia diperkenalkan dan naik ke podium. Begitu dia mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima kartu pidatonya terjatuh ke lantai. Dengan gugup dan sedikit malu dia bercanda pada mikrofon. Dengan ringan berkata, "Maafkan saya sangat gugup. Saya sudah tidak minum bir. Tetapi wiski ini membunuh saya. Saya tidak bisa menyusun pidato saya kembali, maka ijinkan saya menyampaikan apa yang saya tahu."

"Kita tidak pernah berhenti bermain karena kita tua.

Kita menjadi tua karena berhenti bermain. Hanya ada rahasia untuk tetap awet muda, tetap menemukan humor setiap hari.

Kamu harus mempunyai mimpi. Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati. Ada banyak sekali orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun mereka tak menyadarinya. "

"Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa. Bila kamu berumur sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama satu tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah menjadi dua puluh tahun. Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun dan tinggal di tempat tidur selama satu tahun, tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi delapan puluh delapan. Setiap orang pasti menjadi tua.

Itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat. Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan." "Jangan pernah menyesal.

Orang-orang tua seperti kami biasanya tidak menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak kami perbuat.

Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang hidup dengan penyesalan."

Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose". Dia menantang setiap

orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya sejak beberapa tahun lalu. Seminggu setelah wisuda, Rose meninggal dunia dengan damai. Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa kau lakukan. Ingatlah, menjadi tua adalah kemestian, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan.

* * * * *

Sediakan waktu untuk berpikir, itulah sumber kekuatan.

Sediakan waktu untuk bermain, itulah rahasia awet muda.

Sediakan waktu untuk membaca, itulah landasan kebijaksanaan.

Sediakan waktu untuk berteman, itulah jalan menuju kebahagiaan.

Sediakan waktu untuk bermimpi, itulah yang membawa anda ke bintang.

Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa Tuhan.

Sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda, hari anda terlalu singkat untuk mementingkan diri sendiri.

Sediakan waktu untuk tertawa, itulah musik jiwa.


[+/-] Selengkapnya...

6.11.08

Optimisme, Pesimisme, Pengetahuan, Kemakmuran, Kesombongan, dan Kasih Sayang.

Berikut ada kisah menarik dari tulisan George W Burns (psikoterapist) yang saya forward dan mudah2an bisa jadi perenungan dan pencerahan bagi kita semua

Pada suatu ketika, ada sebuah pulau yang dihuni oleh semua sifat manusia. Ini berlangsung lama sebelum mereka menghuni tubuh manusia, dan lama sekali sebelum kita mengotak-ngotakkannya kedalam istilah baik atau buruk. Pokoknya mereka ada, dengan ciri-cirinya sendiri.

Bahkan sifat-sifat tersebut berdiri sendiri sebagaimana manusia.
Mungkin itu sebabnya pada akhirnya mereka bersatu.
Dipulau tersebut hiduplah Optimisme, Pesimisme, Pengetahuan, Kemakmuran, Kesombongan, dan Kasih Sayang.

Sudah barang tentu sifat-sifat yang lain hidup disana juga. Pada suatu hari dimaklumatkan bahwa pulau tersebut pelan-pelan tenggelam. Ketika sifat-sifat tersebut mendengar berita ini, mereka dilanda kepanikan.
Mereka berlarian kesana kemari seperti semut yang rumahnya diinjak sampai hancur.

Setelah beberapa saat mereka mulai tenang dan merencanakan tindakan positif.
Karena hidup di pulau, kebanyakan dari mereka punya perahu, jadi mereka semua memperbaiki perahu mereka dan mengatur pemberangkatan dari pulau.


Kasih Sayang belum siap. Dia tidak memiliki perahu sendiri. Mungkin dia telah meminjamkannya kepada seseorang bertahun-tahun yang lalu.
Dia menunda keberangkatannya hingga saat-saat terakhir agar dia bisa membantu orang lain bersiap-siap. Pada akhirnya Kasih Sayang memutuskan bahwa dia harus meminta bantuan.

Kemakmuran baru saja berangkat dari dermaga didepan rumahnya yang besar.
Perahunya besar sekali, lengkap dengan semua teknologi paling mutakhir dan perangkat navigasi. Jika bepergian dengannya sudah pasti perjalanan mereka akan menyenangkan.
"Kemakmuran," panggil Kasih Sayang, "bolehlah aku ikut bersamamu?"
"Tidak bisa," jawab Kemakmuran. "Perahuku sudah penuh.
Berhari-hari kuhabiskan untuk memenuhinya dengan seluruh emas dan perak milikku.
Bahkan hanya tersisa sedikit ruang untuk perabotan antik dan koleksi seni. Tidak ada ruang untukmu disini."

Kasih Sayang memutuskan untuk minta tolong kepada Kesombongan yang sedang lewat didepannya menaiki perahu yang unik dan indah.

"Kesombongan, sudikah engkau menolongku?"
"Maaf, " kata kesombongan. "Aku tidak bisa menolongmu.
Tidakkah kau lihat sendiri? Kamu basah kuyup dan kotor. Coba bayangkan, betapa kotornya dek perahuku yang mengilat ini nanti jika kamu naik."

Lalu Kasih Sayang melihat Pesimisme yang sedang berusaha sekuat tenaga mendorong perahunya ke air.
Kasih Sayang meletakkan tangannya ke buritan kapal dan membantu Pesimisme mendorong perahunya.

Pesimisme mengeluh terus menerus. Perahunya terlalu berat, pasirnya terlalu lembut, dan airnya terlalu dingin. Sungguh hari yang tidak tepat untuk melaut.

Peringatan yang diberikan mendadak sekali, dan pulau ini tidak seharusnya tenggelam.
Mengapa semua kesialan ini terjadi padanya? Mungkin dia bukan teman seperjalanan yang menyenangkan.

Situasi Kasih Sayang sudah sangat kepepet.
"Pesimisme, bolehkah aku menumpang perahumu?"
"Oh, Kasih Sayang, engkau terlalu baik untuk berlayar denganku. Sikapmu yang penuh perhatian bahkan menjadikanku merasa lebih bersalah dan tidak keruan.

Bayangkan, seandainya ada ombak besar yang menghantam perahu kita dan engkau tenggelam. Bagaimana menurutmu perasaanku jika itu terjadi? Tidak, aku tidak bisa mengajakmu."

Salah satu perahu yang dilihat terakhir kali meninggalkan pulau adalah Optimisme. Dia tidak percaya dengan segala omong kosong tentang bencana dan hal-hal buruk, yaitu bahwa pulau ini akan tenggelam. Seseorang akan mampu berbuat sesuatu dan sebelum pulau ini benar-benar tenggelam.

Kasih Sayang berteriak memanggilnya, tetapi Optimisme terlalu sibuk menatap kedepan dan memikirkan tujuan berikutnya sehingga dia tidak mendengar.

Kasih Sayang berteriak memanggilnya sekali lagi, tetapi bagi Optimisme tidak ada istilah menoleh kebelakang. Dia sudah meninggalkan masa lalu dibelakang, dan berlayar menuju masa depan.

Pada saat Kasih Sayang sudah nyaris putus asa, dia mendengar sebuah suara, "Ayo, naiklah keperahuku."
Kasih Sayang merasa begitu lelah dan letih sehingga dia meringkuk diatas perahu dan langsung tertidur.

Dia tertidur sepanjang perjalanan sampai nakhkoda kapal mengumumkan bahwa mereka telah sampai ditanah kering dan dia bisa turun.
Dia begitu berterimakasih dan gembira karena perjalanannya berjalan aman sehingga dia berterimakasih kepada sang nakhoda dengan hangat, kemudian meloncat kepantai.

Dia melambaikan tangannya ketika pelaut itu meneruskan perjalanannya. Baru pada saat itulah dia sadar kalau lupa menanyakan nama nakhoda itu.

Ketika dipantai dia bertemu dengan Pengetahuan dan bertanya,"Siapa tadi yang menolongku?"

"Itu tadi Waktu"jawab Pengetahuan.

"Waktu?" tanya Kasih Sayang,
"Mengapa hanya Waktu yang mau menolongku ketika semua orang tidak mau mengulurkan tangan?"

Pengetahuan tersenyum dan menjawab,"Sebab hanya Waktu yang mampu mengerti betapa hebatnya Kasih Sayang."

[+/-] Selengkapnya...

 

Pengunjung saat ini :

Followers

My Stats